SIFAT SEORANG INVESTIGATOR
· Seorang pemburu berita dituntut bekerja
keras dalam mengumpulkan data dan kasus tertentu
· Data adalah bahan untuk menulis berita
yang berdasarkan keahlian seorang jurnalis dikembangkan sehingga mampu membahas
kasus yang ‘kecil’ disajikan secara panjang dan lebar
· Sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemburu berita :
1. Tenang
Seorang reporter tidak boleh kalut dalam bekerja. Ia
tidak boleh stress / dalam kondisi tertekan sebab hal itu justru membuat
pekerjaan menjadi kacau.
2. Hemat energy
Seorang penulis berita harus mampu menyederhanakan
aktifitas fisik / bertindak seefisien mungkin agar tidak terbuang energy tanpa
samapai pada akhir penulisan berita
3. Procedural
Sebagai tenaga kerja yang ada dalam sebuah lembaga
dengan hirarki kerja yang telah diatur oleh lembaga, maka seorang pemburu
berita jangan bertindak sendiri terkait kebijakan materi pemberitaan. Sebab,
hal itu merupakan wewenang redaktur yang menentukan jadi / tidaknya sebuah
berita dimuat
4. Berfikir praktis
Untuk menghemat energy, seorang reporter janganlah
memaksakan sampai kepada nara sumber secara langsung jika hal itu tidak memungkinkan.
Gunakanlah mediator / orang ke-3 untuk bias membantu bertemu / menemukan sumber
berita / nara sumber.
5. Bekerja efektif & efisien
6. Energy yang terbuang minimal sedangkan
hasil yang didapatkan adalah maksimal
· Jabrik = penanggungjawab rubric
MEMBURU NARA SUMBER
·
Dalam
memburu nara sumberr berita, seorang reporter mengawalinya dengan mencari nomor
komunikasi atau alamt yang bersangkutan. Hal ini bias dilakukan dengan
mencarinya lewat teman / lembaga tempat nara sumber bekerja / berada.
·
Ada
banyak jenis nara sumber yang secara umum bias dikategorikan sebagai masyarakat
bawah, masyarakat menengah, masyarakat atas. Reporter perlu memperhatikan hal
tersebu, sebab kebiasaan orang berbeda-beda dan bias dikelompokkan menurut
tingkat sosialnya.
·
Bertemu
dengan sumber berita masyarakat menengah bawah relative lebih mudah sebab
biasanya mereka punya banyak waktu. Tetapi seringkali tidak punya lat
komunikasi, sehingga harus ditemui langsung tanpa membuat janji. Meskipun mudah
ditemui, terkadang mereka sulit berbicara dan hal ini menjadi halanagan bagi
seorang reporter untuk menggali informasi.
·
Masyarakat
kelas menengah seperti kalanagan akademis pegawai negeri / swasta/ mahasiswa
memiliki kecendrungan yang lebih mudah dibandingkan masyarakat kelas atas,
karena mereka menyadari pentingnya pers dalam kehidupan sehari-hari. Disisi
lain, mereka merasa senang tatkala diekspos di media massa. Hal tersebut akan
menambah nilai mereka untuk kesuksesan ke depa. Mereka adalah kelas terbesar
dalam menggali informasi.
·
Masyarakat
menengah atas seperti pejabat tinggi, politisi, pengusaha besar, tokoh
nasional, dll yang memiliki posisi yang mapan dan menentukan mereka adalah
kelompok sumber yang paling sulit ditemui.
PROSES INVESTIGASI
·
Tugas
investigator berawal dari keputusan yang terambil pada rapat redaksi. Rapat
tersebut merupakan rapat rutin yang membahas dan memunculkan isu-isu actual
yang layak untuk diberitakan dan lebih jauh dilanjutkan investigasinya.
Biasanya rapat redaksi memutuskan berita utama melalui rapat rutin / rapat
mendadak para petinggi redaksi. Meskipun berita utama membutuhkan bahan yang
sanagt banyak, tetapi karena kepentingan pemberitaan dari aspek bobot dan daya
tarik isu tertsebut, petinggi redaksi tidak segan-segan ntuk merubah berita
utama meski dalam waktu yang mepet.
·
Penulisan
berita utama / deadline selalu diikuti dengan investigasi. Sebab, berita besar
membutuhkan data yang besar untuk mengungkap sesuatu yang besar dengan tenaga
yang besar dalam penyelidikan dan investigasi. Maka diutus dan ditunjuklah
wartawan untuk melakukan investigasi yang sering kali terdiri dari beberapa
orang. Masing-masing memburu narasumber dan menggali sebanyak-banykanya data
baik lisan maupun tertulis atau dokumen-dokumen terkait isu yang sedang
diangkat untuk kemudian dikirim ke penanggungjawab rubric berita uatam/
headline. Dalam penyelidikan, para waratawan harus mampu mandiri dan
berkoordinasi dengan sebaik-baiknya, baik lintas rekan seprofesi / instansi
terkait khususnya berkoordinasi dengan teaman satu tim agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pencarian data.
·
Jika
investigasi dilakukan untuk sebuah kasus yang berat, maka sebuah media massa
dituntut untuk memiliki kemampuan
menyusup kedalam pintu-pintu birograsi yang tebal. Hal ini menuntut kemampuan
yang berujung pada pembocoran dokumen rhasia instansi yang terkadang
dilanjutkan oleh media demi kepentingan orang banyak dengan terungkapnya kasus
yang tersembunyi didalam peti yang sanagta tebal. Ini sungguh bukan pekerrjan
mudah. Sebuah pekerjaan yang mendekatipekerjaan intelegent / data sekunder /
menggunakan saksi hidup yang menyaksikan secara langsung adanya kasus tersebut.
Untuk itu sebuah media massa manapun harus peka terhadap ketidakberesan yang
bias diseret keranah hokum. Itulah tugas seorang wartawan untuk menegakkan
kebenaran yang tentunya melalui bukti-bukti yang tidak dilakukan.
STANDAR ARTIKEL
INVESTIGASI
Artikel investigasi memiliki
standar yang diantaranya adalah :
1. Isi materi yang banyak
Hal ini bias dilihat dari banyaknya kolom / halaman pad Koran / majalah.
Berita hasil investigasi tidak boleh Nampak sedikit seperti berita biasa. Ia
harus menyajikan permasalahan secara panjang lebar sehingga mengambil ruang
yang lebih banyak.
2. Artikel investigasi harus mampu
mengarahkan investigasinya pada korban / pelaku kejahatan serta dampak
dari kejahatan / kejadian yang sedang
diliput. Dalam kasus perampokan misalnya, maka harus diulas sebisa mungkin
identitas korban dan pelaku serta akibat kerugian yang harus ditanggung banyak
pihak oleh kasus perampokan tersebut. Jumlah korban dfan identitas
masing-masing harus diuraikan seakurat mungkin. Hal ini bias dicapai melalaui
tempat kejadian, kantor polisi, dan keluarga korban. Sedangkan identitas pelaku
biasanya menunggu laporan resmi kepolisian (press conference). Seorang
investigator bias mendalami identitas tersebut dengan mendatangi keluarga,
teman, dll pelaku dan korban.
3. Telah didaptkannya bukti-bukti
kejahatan / aksi kejahatan dalam bentuk gambar, foto atau pernyataan korban /
saksi mata kejadian. Sehingga kasus tersebut telah pasti terjadi meski
identitas unsur-unsur terkait masih butuh penelusuran lebih lanjut.
4. Investigasi harus dilakukan dengan
mendatangi tempat kejadian atau mendatangi korban, pelaku, saksi mata, dan
pihak keamanan tanpa pernahbertemu dengan mereka, maka tidak ada peristiwa
investigasi yang telah terjadi.
Waratawan bodrek = waryawan
yang menakut-nakuti objek berita demi meraup uang. Undang-undang press
melarang, tapi banyak wartawan-waratwan
yang tak menghiraukannya.
MENGOLAH DATA
·
Data
yang berhasil dihimpun oleh reporter dari berbagai sumber terkait topic yang
akan disajikan, kemudian diolah berdasarkan pembagian alur cerita atau
berdasarkan sub judul.
·
Pengolahan
data pertama kalidilakukan dengan pengelompokan data berdasakan :
1. Objek / kejadian / kasus
2. Subjek / pelaku kejahatan dengan
pendalaman identitas
3. Korban kejahatan dengan pendalaman
identitas
4. Saksi mata
5. Keluarga dan anggota masyarakat
6. Pihak berwenang
·
Data-data
yang telah terkumpul sesuai pengelompokan diatas dirangkai satu sama lain
berdasarkan kronologi kejadian dan berdasarkan sub judul.
·
Ketika
dikumpulkan berdasarkan sub judul, maka penulisan berita dibagi menjadi
beberapa bagian yang terpisah masing-masing memiliki judul besar sendiri
seperti saat mengangkat deadline tentang kisah PSSI, maka hal itu bias dibagi
menjadi beberapa judul:
a. Tentang kisruh PSSI yang semakin
memanas
b. Tentang sosok nurdin kholid yang
menjadi / dianggap sebagai pokok permasalahan
c. Terkait PSSI dan FIFA (organisasi sepak
bola)
·
Judul
yang pertama (headline) biasanya ditulis secara kronologi, dari awal sebelum
kisruh hingga muncul kekisruhan dan kondisi kekisruhan terakhir
·
Seorang
penulis investigasi harus mampu mengaitkan suatu data dengan data yanag lain
secara logis sehingga tercipta sebab akibat pada artikel yang ditulis. Dalam
merangkai juga harus bisa mengangkat dan memunculkan inti penyebab terjadinya
kekisruhan meski hal itu tidak disimpulkan secara fulgar, akan tetapi para pembaca bisa
memahami pokok permasalahan yang
sebenarnya secara benar dan tepat.
·
Dalam
mengaitkan suatu data dengan data yang lain akan terjadi data-data yang hilang
dan akan muncul data yang tidak sejalan atau bahkan bertolak belakang.
Menyikapi hal itu, investigator harus menggunakan semuanya berdasarkan
kemungkinan alternative-alternatif kejadian. Jadi diusahakan jangan membuang salahsatu
tetapi diakomodirkan semuanyab berdasarkan perspektif yang berbed. Adanya
ketiaksingkrongan anatara data satu dengan data yang lain terkadang bisa
memperkaya berita dengan munculnya kemungkinan-kemungkinan baru untuk
pengembangan penulisan
·
Ketika
data diolah, terkadang muncul kekurang pastian / cerita dan sel cerita yang
terputus. Hal ini menjadi tugas investigator untuk mencari tahu data yang kurang / hilang guna menghubungkan
antara satu data dengan data yang lain. Ini yang disebut dengan teori
sel terputus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar