Rabu, 07 Desember 2011

JURNALISTIK INVESTIGASI


SIFAT SEORANG INVESTIGATOR
·  Seorang pemburu berita dituntut bekerja keras dalam mengumpulkan data dan kasus tertentu
·  Data adalah bahan untuk menulis berita yang berdasarkan keahlian seorang jurnalis dikembangkan sehingga mampu membahas kasus yang ‘kecil’ disajikan secara panjang dan lebar
·  Sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemburu berita :
1. Tenang
Seorang reporter tidak boleh kalut dalam bekerja. Ia tidak boleh stress / dalam kondisi tertekan sebab hal itu justru membuat pekerjaan menjadi kacau.
2. Hemat energy
Seorang penulis berita harus mampu menyederhanakan aktifitas fisik / bertindak seefisien mungkin agar tidak terbuang energy tanpa samapai pada akhir penulisan berita
3. Procedural
Sebagai tenaga kerja yang ada dalam sebuah lembaga dengan hirarki kerja yang telah diatur oleh lembaga, maka seorang pemburu berita jangan bertindak sendiri terkait kebijakan materi pemberitaan. Sebab, hal itu merupakan wewenang redaktur yang menentukan jadi / tidaknya sebuah berita dimuat
4. Berfikir praktis
Untuk menghemat energy, seorang reporter janganlah memaksakan sampai kepada nara sumber secara langsung jika hal itu tidak memungkinkan. Gunakanlah mediator / orang ke-3 untuk bias membantu bertemu / menemukan sumber berita / nara sumber.
5.    Bekerja efektif & efisien
6.    Energy yang terbuang minimal sedangkan hasil yang didapatkan adalah maksimal
·  Jabrik = penanggungjawab rubric

MEMBURU NARA SUMBER
·       Dalam memburu nara sumberr berita, seorang reporter mengawalinya dengan mencari nomor komunikasi atau alamt yang bersangkutan. Hal ini bias dilakukan dengan mencarinya lewat teman / lembaga tempat nara sumber bekerja / berada.
·       Ada banyak jenis nara sumber yang secara umum bias dikategorikan sebagai masyarakat bawah, masyarakat menengah, masyarakat atas. Reporter perlu memperhatikan hal tersebu, sebab kebiasaan orang berbeda-beda dan bias dikelompokkan menurut tingkat sosialnya.
·       Bertemu dengan sumber berita masyarakat menengah bawah relative lebih mudah sebab biasanya mereka punya banyak waktu. Tetapi seringkali tidak punya lat komunikasi, sehingga harus ditemui langsung tanpa membuat janji. Meskipun mudah ditemui, terkadang mereka sulit berbicara dan hal ini menjadi halanagan bagi seorang reporter untuk menggali informasi.
·       Masyarakat kelas menengah seperti kalanagan akademis pegawai negeri / swasta/ mahasiswa memiliki kecendrungan yang lebih mudah dibandingkan masyarakat kelas atas, karena mereka menyadari pentingnya pers dalam kehidupan sehari-hari. Disisi lain, mereka merasa senang tatkala diekspos di media massa. Hal tersebut akan menambah nilai mereka untuk kesuksesan ke depa. Mereka adalah kelas terbesar dalam menggali informasi.
·       Masyarakat menengah atas seperti pejabat tinggi, politisi, pengusaha besar, tokoh nasional, dll yang memiliki posisi yang mapan dan menentukan mereka adalah kelompok sumber yang paling sulit ditemui.

PROSES INVESTIGASI
·     Tugas investigator berawal dari keputusan yang terambil pada rapat redaksi. Rapat tersebut merupakan rapat rutin yang membahas dan memunculkan isu-isu actual yang layak untuk diberitakan dan lebih jauh dilanjutkan investigasinya. Biasanya rapat redaksi memutuskan berita utama melalui rapat rutin / rapat mendadak para petinggi redaksi. Meskipun berita utama membutuhkan bahan yang sanagt banyak, tetapi karena kepentingan pemberitaan dari aspek bobot dan daya tarik isu tertsebut, petinggi redaksi tidak segan-segan ntuk merubah berita utama meski dalam waktu yang mepet.
·     Penulisan berita utama / deadline selalu diikuti dengan investigasi. Sebab, berita besar membutuhkan data yang besar untuk mengungkap sesuatu yang besar dengan tenaga yang besar dalam penyelidikan dan investigasi. Maka diutus dan ditunjuklah wartawan untuk melakukan investigasi yang sering kali terdiri dari beberapa orang. Masing-masing memburu narasumber dan menggali sebanyak-banykanya data baik lisan maupun tertulis atau dokumen-dokumen terkait isu yang sedang diangkat untuk kemudian dikirim ke penanggungjawab rubric berita uatam/ headline. Dalam penyelidikan, para waratawan harus mampu mandiri dan berkoordinasi dengan sebaik-baiknya, baik lintas rekan seprofesi / instansi terkait khususnya berkoordinasi dengan teaman satu tim agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pencarian data.
·     Jika investigasi dilakukan untuk sebuah kasus yang berat, maka sebuah media massa dituntut untuk memiliki  kemampuan menyusup kedalam pintu-pintu birograsi yang tebal. Hal ini menuntut kemampuan yang berujung pada pembocoran dokumen rhasia instansi yang terkadang dilanjutkan oleh media demi kepentingan orang banyak dengan terungkapnya kasus yang tersembunyi didalam peti yang sanagta tebal. Ini sungguh bukan pekerrjan mudah. Sebuah pekerjaan yang mendekatipekerjaan intelegent / data sekunder / menggunakan saksi hidup yang menyaksikan secara langsung adanya kasus tersebut. Untuk itu sebuah media massa manapun harus peka terhadap ketidakberesan yang bias diseret keranah hokum. Itulah tugas seorang wartawan untuk menegakkan kebenaran yang tentunya melalui bukti-bukti yang tidak dilakukan.
STANDAR ARTIKEL INVESTIGASI
Artikel investigasi memiliki standar yang diantaranya adalah :
1.    Isi materi yang banyak
Hal ini bias dilihat dari banyaknya kolom / halaman pad Koran / majalah. Berita hasil investigasi tidak boleh Nampak sedikit seperti berita biasa. Ia harus menyajikan permasalahan secara panjang lebar sehingga mengambil ruang yang lebih banyak.
2.    Artikel investigasi harus mampu mengarahkan investigasinya pada korban / pelaku kejahatan serta dampak dari  kejahatan / kejadian yang sedang diliput. Dalam kasus perampokan misalnya, maka harus diulas sebisa mungkin identitas korban dan pelaku serta akibat kerugian yang harus ditanggung banyak pihak oleh kasus perampokan tersebut. Jumlah korban dfan identitas masing-masing harus diuraikan seakurat mungkin. Hal ini bias dicapai melalaui tempat kejadian, kantor polisi, dan keluarga korban. Sedangkan identitas pelaku biasanya menunggu laporan resmi kepolisian (press conference). Seorang investigator bias mendalami identitas tersebut dengan mendatangi keluarga, teman, dll pelaku dan korban.
3.    Telah didaptkannya bukti-bukti kejahatan / aksi kejahatan dalam bentuk gambar, foto atau pernyataan korban / saksi mata kejadian. Sehingga kasus tersebut telah pasti terjadi meski identitas unsur-unsur terkait masih butuh penelusuran lebih lanjut.
4.    Investigasi harus dilakukan dengan mendatangi tempat kejadian atau mendatangi korban, pelaku, saksi mata, dan pihak keamanan tanpa pernahbertemu dengan mereka, maka tidak ada peristiwa investigasi yang telah terjadi.
Waratawan bodrek = waryawan yang menakut-nakuti objek berita demi meraup uang. Undang-undang press melarang,  tapi banyak wartawan-waratwan yang tak menghiraukannya.
MENGOLAH DATA
·       Data yang berhasil dihimpun oleh reporter dari berbagai sumber terkait topic yang akan disajikan, kemudian diolah berdasarkan pembagian alur cerita atau berdasarkan sub judul.
·       Pengolahan data pertama kalidilakukan dengan pengelompokan data berdasakan :
1.      Objek / kejadian / kasus
2.      Subjek / pelaku kejahatan dengan pendalaman identitas
3.      Korban kejahatan dengan pendalaman identitas
4.      Saksi mata
5.      Keluarga dan anggota masyarakat
6.      Pihak berwenang
·       Data-data yang telah terkumpul sesuai pengelompokan diatas dirangkai satu sama lain berdasarkan kronologi kejadian dan berdasarkan sub judul.
·       Ketika dikumpulkan berdasarkan sub judul, maka penulisan berita dibagi menjadi beberapa bagian yang terpisah masing-masing memiliki judul besar sendiri seperti saat mengangkat deadline tentang kisah PSSI, maka hal itu bias dibagi menjadi beberapa judul:
a.    Tentang kisruh PSSI yang semakin memanas
b.    Tentang sosok nurdin kholid yang menjadi / dianggap sebagai pokok permasalahan
c.    Terkait PSSI dan FIFA (organisasi sepak bola)
·       Judul yang pertama (headline) biasanya ditulis secara kronologi, dari awal sebelum kisruh hingga muncul kekisruhan dan kondisi kekisruhan terakhir
·       Seorang penulis investigasi harus mampu mengaitkan suatu data dengan data yanag lain secara logis sehingga tercipta sebab akibat pada artikel yang ditulis. Dalam merangkai juga harus bisa mengangkat dan memunculkan inti penyebab terjadinya kekisruhan meski hal itu tidak disimpulkan secara   fulgar, akan tetapi para pembaca bisa memahami pokok permasalahan  yang sebenarnya secara benar dan tepat.
·       Dalam mengaitkan suatu data dengan data yang lain akan terjadi data-data yang hilang dan akan muncul data yang tidak sejalan atau bahkan bertolak belakang. Menyikapi hal itu, investigator harus menggunakan semuanya berdasarkan kemungkinan alternative-alternatif kejadian. Jadi diusahakan jangan membuang salahsatu tetapi diakomodirkan semuanyab berdasarkan perspektif yang berbed. Adanya ketiaksingkrongan anatara data satu dengan data yang lain terkadang bisa memperkaya berita dengan munculnya kemungkinan-kemungkinan baru untuk pengembangan penulisan
·       Ketika data diolah, terkadang muncul kekurang pastian / cerita dan sel cerita yang terputus. Hal ini menjadi tugas investigator untuk mencari tahu data  yang kurang / hilang guna menghubungkan antara satu data dengan data yang lain. Ini yang disebut dengan teori sel terputus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar