Rabu, 07 Desember 2011

Menulis & Gaya Penulisan Berita

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Untuk menjadi seorang jurnalist  handal, maka haruslah mengetahui terlebih dahulu apa itu jurnalistik, bagaimana pola penulisannya, unsur apa saja yang harus dipenuhi dalam penulisannya, hingga akhirnya kita bisa tahu apakah tulisan itu sudah dapat dikatakan bagus atau hanya sekedar menulis. Terkadang, meskipun telah berkali-kali belajar, kita masih saja melakukan kesalahan. Baik dalam hal pemenuhan unsurnya, gaya penulisannya, atau bahkan hanya bahasa yang digunakan.
Maka dari itu, pemakalah mencoba memaparkan sedikit tentang menulis dan gaya penulisan berita. Tentunya dengan harapan setelah mengetahuinya melalui makalah ini kita dapat mempraktekannya dalam penulisan berita yang sesungguhnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1)      Bagaimankah cara membuat alenia pembukaan (lead) pada berita ?
2)      Apa sajakah jenis berita  itu?
3)      Bagaimanakah gaya penulisan berita ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.     MEMBUAT ALENIA PEMBUKAAN (Lead)
Jurnalisnme seringkali disebut sebagai “Literature in a hurry” , kesusastraan yang terburu-buru. Dalam kesusastraaan, terdapat unsur ketergesa-gesaan-kebutuhan akan kecepatan. Sehingga, tidak mengherankan jika semua berita yang dimuat di media-media masa, baik media cetak maupun media masa lainnya berbentuk singkat, padat, dan jelas. Meskipun  unsur ketergesa-gesaan dalam kesisastraan itu pasti adanya, tetapi  hasil penulisan berita dari setiap surat kabar tidak mungkin kesamaannya.
§   Lead ringkasan dan piramida terbalik
Berita-berita pada surat kabar pada umumnya mengikuti pola “piramida terbalik” (lihat gambar 1)
Sebuah novel atau drama atau bahkan hampir semua yang bukan tulisan berita, pada umumnya memulai ceritanya dengan setting cerita / latar belakang jalannya  cerita, kemudian berkembnag menuju klimaks. Tetapi tidak untuk berita. Berita dimulai dengan klimaks/ringkasan dalam alenia pembukanya (teras berita/ lead), kemudian dikembangkan lebih lanjut pada alenia selanjutnya (tubuh berita).
Terdapat alasan praktis mengapa tulisan berita dibuat berpola piramida terbalik. Yakni, karena hal tersebut merupakan sesuai dengan naluri manusia dalam menyampaikan berita, yaitu agar berita tersebut cepat dapat ditangkap oleh pendengarnya.
Disamping itu, meringkas berita pada lenia pertama (lead) memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1)      Memungkinkan sebuah surat kabar yang terburu-buru waktu mengambil berita dari kantor berita.
2)      Memuaskan rasa ingin tahu para pembaca dengan segera.
3)      Memudahkan redaktur membuat judul berita.
4)      Memungkinkan petugas bagian pengatur tataletak menyesuaikan panjangnya berita kedalam kolom-kolom halaman koran dengan memotong berita mulai dari bawah.
§   Unsur 5W + 1H dalam lead
Mungkin terlihat bahwa membuat sebuah lead berita itu begitu mudah, tetapi pada kenyataan setelah kita menelaah  bahwa betapa pentingnya peran lead dalam sebuah berita, maka membuat lead akan lebih sulit dibandingkan mengembangkannya dalam alenia-alenia perkembangannya.
Ya, peran lead itu tak ada bedanya dengan etalase toko. Do dalam etalase toko dipajang barang-barang yang bisa dibeli. Etalase pada dasarnya bertujuan memancing calon pembeli untuk masuk kedalam toko. Begitu juga tugas lead dalam sebuah berita. Sebuah lead harus menjanjikan kepada para pembaca mengenai kelanjutan tulisan pembuka.
Dalam membuat sebuah lead, seorang reporter haruslah menyaring unsur-unsur penting dari catatan-catatan hasil liputannya. Unsur-unsur penting ini dapat dijumpai dalam jawaban terhadap enam pertanyaan yang terkandung dalam sajak ‘Rudyard Kipling’
I have  six honest serving-men
Their names are What and where andv When and How and why and Who
Jadi, unsur sebuah lead berita yaitu enam kata tanya: apa, dimana, kapan, bagaimana, mengapa, dan siapa
Untuk mengetahui bagaimanakah lead berita yang bagus,  seorang wartawan hanya membutuhkan keseriusan dalam mengotak-atik kalimat. Jika seorang wartawan telah terlatih menulis sebuah berita, maka secara langsung timbul naluri kesusastraan yang membuat mereka mampu begitu peka terhadap baik dan jeleknya vsuatu lead berita. Secara langsung mereka bisa merasakan irama, kegaringan, dan dampak dramatik dalam lead yang bagus dan kuat.
§   Lead yang menarik
Untuk menciptakan lead berita yang menarik, selain harus mengandung unsur 5W + 1H, sebuah berita juga harus memiliki kesan “Menonjok”, artinya ketika pembaca membaca berita tersebut, ia akan merasa terperangah, kaget, dan timbul rasa empati. Maka dari itu, perlu dibuat lead berita yang seolah dapat berbicara. Artinya ketika seseorang membaca berita, ia seolah mendengarkan seseorang bercerita. Selain itu, sebuah lead tidaklah cukup hanya menjawab pertanyaan 5W +1H, tetapi lead haruslah memberi  pokok terpenting berita sehingga meskipun hanya membaca sepintas, seorang pembaca sudah dapat mengetahui isi berita. Lead juga harus memberikan harapan kepada para pembaca tentang isi berita, disamping itu lead juga harus bisa dijadikan  bahan untuk membuat judul bagi direktur yang hanya bisa singkat membaca berita.
Menurut pedoman yang dibuat oleh PWI dalam sepuluh pedoman penuluisa teras berita, sebuah lead sebaiknya  paling panjang terdiri dari 30-45 perkataan, bisa lebuh dari 1 kalimat tapi sebaiknya tidak lebih dari 3 kalimat,  dan tidak menggunakan kata-kata yang bertele-tele (tampilkan segera pokok berita terpenting).
§    Kelompok golongan lead
Dalam buku-buku yang menulis tentang lead, lead berita digolongkan dalam 3 golongan, yaitu:
1)      Lead 5W + 1H
Pada lead 5W + 1H ini, hanya membutuhkan kelincahan  dalam memainkan 5W + 1H. rtinya, ketika seorang wartawan sudah seringkali mengotak-atik kalimat dalam membuat lead, maka akan muncul indera keenam yang sering disebut ‘naluri berita’.
2)      Lead retorika (rethorical devices)
3)      Lead stilistik (novelty devices)
Disamping golongan lead yang telah disebutkan diatas, terdapat macam-macam lead lainnya, yakni:
Lead menonjok (the punch lead)
Lead ini mengguncang pembaca dibaris pertama, dan pembaca pasti akan buru-buru membaca baris berikutnya.
Lead deskriptif (the picture / descriptive lead)
Lead ini membuat sebuah penggambaran yang hidup terhadap sebuah adegan, sehingga kejadian yang diceritakan dalam berita akan serasa tampil didepan mata pembaca dan memberikan jiwa pada tulisan ditempat kejadiannya atau memberikan gambaran tentang fisik objek berita.
Lead kontras (the contrast lead)
Lead ini meberikan unsuir kontras antar situasi sekarang dan situasi sebelumnya atau bahkan antar peristiwa yang terjadi dengan peristiwa lain yang enjadi unsur pengingat.
Lead bertanya (the question  lead)
Pertanyaan dalam sebuah kalimat pembuka sehingga dapat membangkitkan minat pembaca. Tetapi tidak dianjurkan menggunakan  leab bertanya secara berlebuhan, karena nantinya malah justru akan menimbulkan kebosanan bagi pembaca.
Lead kutipan (the quotation lead)
Lead ini menggunakan ucapan-ucapan sebagai awal pembukanya. Tetapi untuk menggunakan lead ini, perlu pemilihan secara selektif dan tetap mempertahankannya dalam tubuh berita.
Tetapi untuk menggunakan lead ini, perlu pemilihan secara selektif dan tetap mempertahankannya dalam tubuh berita.
Lead kepanasaran (the cumulative lead / suspended interest lead)
Lead ini menyeret pembaca kedalam berita, pembaca merasa penasaran atas apa yang sebenarnya terjadi  karena terlalu lamanya penguluran isi berita. Tetapi pada lead ini tetntunya diperlukan kelihaian dalam bermain kalimat sehingga benar-benar membuat pembaca penasaran.
Lead berurutan (the sequence lead)
Lead berurutan ini merupakan lead yang paling menarik dalam berita. Fakta-fakatanya disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita.
Lead parodi 9the parody lead)
Lead ini menggunakan kata mutiara, judul lagu, judul buku dan film terlaris, frasa, atau ungkapan dalam pembukanya. Selama belum basi, lead seperti ini akan menarik banyak pembaca.
Lead epigram (the epigram lead)
Menurut kamus, epigram adalah sajak atau ungkapan pendek yang berisi suatu pikiran luhur yang menyenangkan yang merupakan sindiran tajam. Jadi, lead seperti ini bisa berupa ujaran-ujaran yang sudah dikenal atau suatu pikiran luhur (moral) yang bisa diterapkan kedalam berita.
Lead tersendat-sendat (the staccato lead)
Lead ini terdiri dari serangkaian frasa, yang disela oleh titik atau tanda penghub ung dan biasanya mngambil bentuk seperti lead deskriptif. Lead ini digunakan untuk memberikan tekanan pada kejadian yang saling berkaitan  yang dipisahkan dengan interval-interval tertentu.
Lead ledakan (yhe explosive lead)
Hampir sama  dengan lead stacto, bedanya lead ini terdiri dari kalimat-kalimat yang secara tatabahasa lengkap. Lead ini sangat berguna untuk berita future, meskipun juga dapat digunakan pada berita straight news.
Lead dialog (dialogue lead)
Lead dialog ini sangat membantu dalam penulisan berita serius tentang suatu peristiwa penting tetapi ringan seperti berita pengadilan yang memiliki unsur human interest.
Lead sapaan (the dirrect adress lead)
Lead ini menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua agar si penulis atau pembaca ,asuk dalam tulisan. Tetapi kata ganti ini tidak baik jika digunakan oleh para penulis berita pemula.
§   Tubuh berita
Setelah menulis lead, maka yang harus dilkaukan selanjutnya adalah membuat tubuh berita. Sebenarnya, jika sudah terdpat  lead  yang bagus, maka isi berita tersebut akan bercerita dengan sendirinya hanya saja, hal itu mudah dikatakan tetapi sulit dilakukan. Dalam tubuh berita, hanya membutuhkan bercerita kembali tentang beritanya secara detail dengan fakta-fakta dan peristiwa yang disusun secara logis, baik dalam urutan yang menurun dari yang penting ke yang kurang penting dan sebaliknya.
Fungsi tubuh berita : (1) menguraikan dan menjelaskan pokok masalah ya ng telah disinggung pada lead. (2) menambahkan dan menguatkan pokok-pokok kurang penting yang belum disajikan pada lead.

B.     JENIS BERITA
Ada 3 jenis berita (straight news), yaitu: berita fakta (fact story), berita aksi (action story), dan berita kutipan (quote story). Masing-masing dari jenis berita tersebut memiliki unsur sendiri-sendiri.
C.     GAYA PENULISAN BERITA
Sebenarnya dalam penulisan ada yang namanya formula, tetapi setelah diteliti lebih lanjut oleh para pakar, ternyata formula tidak mengajarkan cara menulis, meskipun ia menggambarkan beberapa karakteristik. Sebenarnya mereka hanya mengulang apa yang pernah disebutkan oleh guru-guru yang mengajar menulis, yakni: tulislah dengan bahasa yang sederhana, gunakan kata-kata biasa, jangan terlalu menjejali atau memperrumit kalimat.
    Hal-hal yang perlu diperhatikan
Selain apaa yang diajarkan oleh guru-guru pada umumnya, dalam penulisan jurnalistik juga perlu pertimbangan terhadap sifat tulisan jurnalistik sebagai media komunikasi massa. Sebuah berita disurat kabar atau tulisan di majalah tidak ditulis dengan harapan agar dibaca oleh seluruh penduduk indonesia. Tetapi, dirancang untuk hanya menjangkau jumlah tertentu khalayak yang sudah ditetapkan surat kabar atau majalah tersebut.
Kenyataan ini menunjukkan betapa benar-benar pentingnya memberikan tekanan akan pentingnya kesederhanaan, kejelasan, dan sifat langsung suatu tulisan berita. Untuk mengetahui apakah sebuah berita sudah memenuhi tujuannya menyampaikan fakta secara jelas, terdapat beberapa keharusan yang harus lebih dulu diterapkan dalam penulisan berita sebelum menentukan tentang gaya penulisannya, yaitu:
1)      Spesifik
Tulisan haruslah Spesifik (tidak terlalu umum)
2)      Kalimat aktif dan pasif
Kaliamt aktif lebih memberikan tekanan pada pelaku dibandingkan kalimat pasif.
3)      Kalimat harus pendek
Gunakan kalimat atau frasa yang pendek dalam menggambarkan suatu aksi
4)      Variasikan bentuk kalimat dan aleniakalimat
5)      Alenia harus pendek
6)      Hindari angka diawal kalimat
7)      Sebutkan identitas orang yang dimasukkan dalam berita
8)      Penggunaan kutipan
Kutipan dapat digunakan untuk memberikan efek khusus – membiarkan narasumber berbicara dengan kata-katanya sendiri akan memberikan dampak hidup pada gaya penulisan berita
9)      Hindari menyebutkan merk dagang
10)  Hati-hati dalam penulisan tanggal kejadian
11)  Buang kata-kata mubadzir (tidak perlu)
12)  Hindari istilah-istilah ilmiah yang tidak dijelaskaan
13)  Janagn terlalu beranggapan bahwa pembaca tahu segalanya. Pembaca belum tentu tahu.
14)  Sesuaikan tatabahasa dan ejaan dengan pedoman penulisan bahasa indonesia yang baik dan benar.
15)  Berhati-hati dalam membuat akronim atau singkatan-singkatan.
    Gaya penulisan jurnalistik yang efektif
Unsur-unsur penulisan berita yang efektif adalah :
1)      Keceermatan dalam pemberitaan.
2)      Organisasi dalam berita.
3)      Diksi dan tatabahasa yang tepat.
4)      Prinsip hemat dalam penulisan berita.
5)      Daya hidup (vitalitas), warna, dan imaginasi.
    Bahasa  jurnalistik
Apakah ada yang disebut sebagai bahasa jurnalistik? Maka, terdapat 2 jawaban dari pertanyaan tersebut. Pertama, “YA” karena memnag terdapat perbedaan tertentu antara bahasa yang dipakai dalam karya-karya jurnalistik dan bahasa yang dipakai pada karya tulis lainnya. Kedua, “TIDAK” karena bahasa jurnalistik sama saja dengan bahasa yang digunakan secara umum, yaitu mengikuti aturan-aturan bahasa yang baku, mengikuti ntatabhasa yang berlaku dan menggunakan kosakata yang sama.
    Istilah-istilah pinjaman
Dalam penulisan jurnalistik,  sering terdapat bahasa-bahasa asing yang sudah meng-Indonesia. Hal seperti inilah yang disebut sebagai peminjaman bahasa / istilah.
Menurut sejarah, daftar kosa kata bahasa indonersia diperkaya dengan 3 cara:
1)      Meminjam bahasa asing
2)      Meminjam bahasa dialek
3)      Meminjam bahasa pergaulan
    Kendala dalam berbahasa yang baik
Dalam penulisan berita, terdapat beberapa kendala utam yang menyebabkan kurang baiknya bahasa yang digunakan, yaitu :
1)      Menulis dibawah tekanan waktu.
2)      Kemalasan, kecerobohan, dan kemasabodoan penulis.
3)      Tidak mau mengikuti petunjuk
4)       Meniru gaya bicara orang lain yang telah dianggap menjadi tokoh bagi khalayak.
5)      Kurang jelinya dalaam memilih kata, sehingga terkadang bisa merusak arti yang sebenrnya ingin disampaikan.
BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
1)      Untuk menulis sebuah berita berbeda dengan  menulis karya tulis lainnya, karena dalam penulisan berita kita harus memulai dengan membuat lead atau ringkasan berita yang terdapat pada alenia pertama yang dikenal dengan polaa piramida terbalik.
2)      Ada 3 jenis berita (straight news), yaitu: berita fakta (fact story), berita aksi (action story), dan berita kutipan (quote story). Masing-masing dari jenis berita tersebut memiliki unsur sendiri-sendiri.
3)      Gaya penulisan berita tidaklah berbeda dengan apa yang telah sering diajarkan oleh guru-guru bahasa Indonesia. Hanya saja terdapaat beberapa unsur  dan kendala lain yang harus lebih diperhatikan dalam penulisan berita.
B.     SARAN
setelah mengetahui betapa sulitnya menulis sebuah berita yang dapat diterima untuk dipublikasikan, mulai dari membuat lead, kemudian tubuh berita, belum lagi pengolahan kata pada penulisannya, semoga kita sebagai mahasiswa, khususnya fakultas dakwah, mau atau bahkan mewajibkan diri untuk mempelajari lebih dalam dan jika diperlukan praktek lebih lanjut sehingga benar-benar pantas untuk nantinya direkrut sebagai wakil islam berdakwah melalui media cetak. amien
Maka dari itu, marilah kita tumbuhkan hoby menulis dan membaca, karena 2 hal inilah yang akan membawa kita pada kesuksesan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik teori dan praaktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006.                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar